Senin, 08 Juni 2015

Mengecek Bakso yang Mengandung Borax dengan Kunyit dan Tusuk Gigi


Bakso adalah salah satu makanan yang sangat mudah ditemui di berbagai tempat di Indonesia. Bulatan daging sapi ini menjadi makanan favorit bagi masyarakat Indonesia. Sampai-sampai ada lagunya juga loh, yang gini nih,"Abang tukang bakso, mari-mari sini, aku mau beli..." Siapa ya yang nyanyiin? lupa deh o.O. Seingatku itu lagu anak-anak. Jenis bakso pun beragam, ada bakso urat, bakso tenis, bakso gepeng, bakso kotak, bakso ranjau, bakso tomat, bakso keju, bakso sarang burung, bakso tahu, bakso telur, sampai bakso setan yang baksonya gede banget sampai hampir nggak muat di mangkok.

Saya sendiri juga seorang yang suka makan bakso, apalagi bakso yang gede-gede. Namun pernah saya kecewa ketika menyantap bakso gede. Waktu itu saya kiri isinya daging, tapi ternyata bakso gede itu isinya malah telur :( Menurut saya, telur di dalam bakso bisa mengurangi kenikmatan menyantap bakso, mana kulit baksonya tipis, jadinya malah kayak makan telur rebus saja.

Sekarang ini kita harus ekstra hati-hati saat menyantap bakso, bukan karena khawatir kalau isinya telur, tapi karena bakso sekarang banyak yang dicampur boraks (borax). Boraks adalah bahan kimia yang banyak dipergunakan untuk industri kertas, pengontrol kecoa, pengawet kayu, serta industri keramik.

Maksud penggunaan boraks pada bakso adalah untuk memperbaiki struktur dan tekstur bakso. Sehingga bakso akan sangat kenyal dan tahan lama. Efek penggunaan boraks pada bakso dapat memperburuk kesehatan manusia. Boraks mengandung racun berbahaya yang mengancam sistem metabolisme manusia. Maka dari itu kita harus pintar-pintar mengenali bakso yang mengandung boraks dengan bakso yang asli. Salah satu caranya yaitu dengan tusuk gigi dan kunyit.

Cara mudah mengetahui bakso asli dan bakso yang mengandung boraks dengan tusuk gigi dan kunyit :
Cara simpel dan mudah ini ditemukan oleh 2 siswi SMAN 3 Semarang, Dayu Laras Wening dan Luthfia Adila. Mereka hanya menggunakan tusuk gigi dan kunyit untuk mendeteksi ada tidaknya borax dalam bakso.

Caranya :
  1. Tusukkan tusuk gigi pada kunyit terlebih 
  2. Kemudian tusukkan pada bakso yang akan diuji. 
  3. Setelah sekitar 5 detik, maka akan terlihat apakah bakso tersebut mengandung borakx atau tidak. Tandanya, jika bakso tersebut mengandung borax, maka tusuk gigi akan berwarna merah. Hal ini disebabkan karena kunyit akan bereaksi terhadap bahan kimia, termasuk borax.
Luthfia dan Dayu menamai temuannya ini dengan SIBODEC (Stick of Borax Detector). Temuan SIBODEC oleh dua siswi SMA N 3 Semarang ini berhasil memperoleh medali emas pada International Exhibition for Young Inventors (IEYI) 2014, sebuah ajang kompetisi inovasi anak.

Pengaruh Bacaan Al-Qur'an pada Pertumbuhan Janin


Sebagai seorang muslimah, adalah wajar ketika banyak kita temui ibu-ibu hamil yang memperbanyak bacaan Al-Qur'an. Bahkan ada yang khusus membaca surat-surat tertentu, seperti surat Yaasiin, Al-Mulk, Ayat Kursi, Surat Maryam, Surat Yusuf dan sebagainya. Waktunya pun tak terbatas, bisa kapan pun, sehabis sholat atau di waktu lain.

Dengan membaca Al-Qur'an sewaktu mengandung, para ibu hamil ini berharap kepada Allah SWT agar janinnya baik-baik saja, serta diberi kemudahan dan kelancaran saat proses persalinannya. Teknisnya, ibu hamil itu bisa membaca sendiri, atau bisa juga sang suami yang membaca Al-Qur'an di samping istrinya yang sedang duduk atau tiduran, dengan catatan sang istri selalu mendengarkan bacaan Al-Qur'an sang suami dengan baik.

Anjuran untuk memperbanyak baca Al-Qur'an di saat ibu sedang hamil ini sejalan dengan berbagai penelitian dalam bidang embriologi dan ilmu kebidanan. Sebagaimana dikatakan Dr. Jamal Elzaky dalam "Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah", pertumbuhan janin di dalam kandungan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi ibunya, serta lingkungan di sekitarnya. Keadaan jiwa seorang ibu akan punya pengaruh terhadap pertumbuhan dan kesehatan janin.

Sejalan dengan penelitian ilmiah

Di dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa genetika bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi sikap, sifat dan keistimewaan yang akan dimiliki oleh janin. Tetapi ada faktor lain yang sangat penting, yakni lingkungan tempat tumbuh janin itu, termasuk kondisi tubuh ibunya, kondisi kejiwaannya, dan juga sifat, sikap, serta perilaku si ibu selama mengandung.

Apabila janin tumbuh di lingkungan yang penuh tekanan, terutama keadaan jiwa ibunya yang selalu tertekan, niscaya saat dilahirkan, anak itu akan tumbuh menjadi anak yang mudah resah, gelisah, penyendiri, atau bahkan bisa mengalami pertumbuhan fisik yang kurang sempurna.

Karena itulah, ibu yang sedang hamil disamping harus menjaga kondisi fisiknya, juga harus selalu menjaga mentalnya agar tetap dalam kondisi yang baik dan sehat. Sehat fisik dengan memperhatikan asupan nutrisi yang cukup dan berimbang. Sementara mental bisa dengan menciptakan lingkungan rumah dan sekitarnya dalam kondisi yang nyaman dan tenang.

Pengaruh positif

Ketenangan dan kenyamanan si calon jabang bayi bisa diperoleh dengan cara memperdengarkan atau membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an oleh sang ibu. Pembiasaan ini juga bisa melahirkan jiwa si janin agar selalu dipengaruhi Al-Qur'an. Misalnya ketika bayi itu lahir dan mulai belajar, ia bisa cepat mengenal kalimat-kalimat Al-Qur'an, bisa lebih cepat membaca atau menghafal Al-Qur'an.

Pernyataan di atas juga dikukuhkan oleh pendapat Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam seminarnya yang berjudul "Konseling dan Psikoterapi Islam"  di tahun 1997. Menurutnya,  Al-Qur'an memang memberikan pengaruh besar bila diperdengarkan kepada bayi. Bacaan Al-Qur'an dengan tartil yang bagus dan sesuai tajwid, memiliki frekuensi dan panjang gelombang yang mampu mempengaruhi otak secara positif dan mengembalikan keseimbangan dalam tubuh.

Jadi, buat para bumil (ibu hamil), ayo lebih dirajinkan lagi memperdengarkan dan membaca Al-Qur'an untuk calon jabang bayi. Selain mendaat pahala, juga sangat baik untuk perkembangan janin. Maka nikmat Tuhanmu mana yang engkau dustakan?


Sya'ban adalah bulan yang sangat mulia di antara Rajab dan Ramadhan. Barangsiapa yang mengamalkannya dengan berpuasa, dzikir, doa, sholat sunnah, dan sebagainya, maka Allah akan memberikan pahala yang sangat banyak kepadanya. Bahkan, ia bisa menjadi satu washilah (sebab) diringankannya seseorang dari siksa api neraka.

Kisah berikut ini menggambarkan kepada kita betapa sangat beruntung seseorang yang bisa mengamalkan bulan Sya'ban. Sebaliknya, sungguh merugi orang-orang yang mencelanya, terutama dari kalangan muslim yang selalu menuduh seseorang bid'ah, sesat dan kafir.

Kisah ini berasal dari Muhammad bin Abdullah az-Zahidiy mengenai kawannya yang bernama Abu Hafshin al-Kabir yang telah meninggal dunia. Az Zahidiy berkisah, "Kawan saya Abu Hafshin al-Kabir telah meninggal dunia, maka saya menyalatinya. Dan saya tidak mengunjungi kuburnya lagi selama delapan bulan. Kemudian saya bermaksud menengok kuburnya. Ketika saya tidur di malam hari, saya bermimpi melihatnya, mukanya berubah menjadi pucat. Saya beri dia salam kepadanya dan dia tidak membalasnya. Kemudian saya bertanya kepadanya, 'Subhanallah, mengapa engkau tidak menjawab salam saya?' 'Menjawab salam adalah ibadah, sedang kami sekalian telah terputus dari ibadah,' jawabnya."

"Mengapa saya melihat wajahmu berubah, padahal sungguh engkau dulu berwajah bagus?" tanya saya. Dia menjawab, "Ketika saya dibaringkan di dalam kubur, telah datang satu malaikat dan duduk di sebelah kapala saya seraya berkata, 'Hai si tua yang jahat!' Lalu dia menghitung semua dosa saya dan semua perbuatan saya yang jahat, bahkan dia memukul saya dengan sebatang kayu sehingga badan saya terbakar."

"Kubur pun berkata kepada saya, 'Apakah engkau tidak malu kepada Tuhanku?' Lalu kubur pun menghimpit yang kuat sekali sehingga tulang rusuk saya menjadi bertebaran dan sendi-sendinya menjadi terpisah-pisah. Siksaan itu berlangsung sampai malam pertama bulan Sya'ban. Waktu itu ada suara mengundang dari atas saya, 'Hai malaikat, angkatlah batang kayumu dan siksamu dari padanya, karena sesungguhnya dia pernah menghidup-hidupkan satu malam dari bulan Sya'ban selama hidupnya dan pernah berpuasa pula satu hari di bulan Sya'ban."

"Maka Allah SWT menghapuskan siksa dari padaku karena aku memuliakan malam hari di bulan Sya'ban dengan sholat dan juga dengan puasa satu hari di bulan Sya'ban. Kemudian Allah memberi kegembiraan kepadaku dengan surga dan kasih sayang-NYA."

Demikian kisah yang sangat luar biasa perihal keutamaan mengamalkan bulan Sya'ban. Bayangkan, hanya semalam saja ia menghidupkan bulan Sya'ban, ia mendapatkan keutamaan yang luar biasa, yaitu diringankan siksanya. Apalagi jika kita melakukannya lebih dari itu, keutamaan tak terkira pasti menghampiri kita. Karena itu, saat bulan ini tiba, ramaikanlah dengan sholat sunnah, dzikir, doa, dan puasa sunnah. (dikutip dari Majalah Hidayah Edisi 166 Juni '15)

Pengikut